Julian Alimin

Live Life and be grateful

Chest Pain – The Black Hole

Sebuah Lubang Hitam di dalam Dada yang membuat bernafas menjadi sebuah siksaan untuk dilalui. Pernahkah anda merasakannya? Sifat rasa sakit ini tidak bersifat Fisik namun Emosional. Udah lama g tidak merasa seperti ini.

Rasa sakit ini pernah beberapa kali g alami. Dulu waktu g masih hijau dan lugu, saat g mencintai seorang gadis dan menyadari bahwa dia tidak pernah memandang g sebagai cowo yang dapat membahagiakan dia. Ia hanya menggangap g teman, bahkan bukan teman dekat hanya teman biasa. Rasa senang saat menutup mata dan membayangkan memeluknya, lalu akhirnya membuka mata dan tubuh serta emosi menyadari bahwa kita hanya memeluk udara. Pada saat itu rasa senang di dalam dada tersedot kedalam selubang hitam yang menyebabkan sebuah vakum di dalam dada yang merupakan alasan kita merasa sakit saat bernafas. Sungguh menderita sakit cinta tersebut, rasa tidak berdaya.

G juga pernah rasakan hal ini saat pulang dari Bandung di tahun 2000an. Saat itu g ke Bandung untuk mengikuti Olimpide Fisika tingkat Jawa Barat (sebagai catatan g ga lolos 🙂 ). Saat g pulang g melihat anak-anak jalanan, anak Gembel. Mereka sedang asyiknya bermain. Wajah mereka terlihat senang walaupun pakaian mereka lusuh dan tubuh kurus kering. Saat itu g berpikir, "kalian itu hidup susah. Kenapa kalian senang?" Dan g merasa begitu lemah. Kadang kita suka kesal karena banyak PR atau harus sekolah, dan di depan g ada beberapa anak-anak yang mau dengan senang hati sekolah dan diberi kesempatan. G menghabiskan perjalanan pulang dengan menangis. G merasa kesal kenapa ga ada yang melakukan sesuatu untuk mereka? G ingin sekali membantu mereka tapi bagaimana? Andai saja g diberi Power untuk membantu mereka, g bersumpah tidak akan mengecewakan mereka yang membutuhkannya. Namun g tidak berdaya.

Lalu saat teman dekat g di SMU yang hidupnya cukup pas-pasan saat itu. Adiknya tidak dimasukkan ke SMU. Karena dia wanita dan selain itu, orang tua dia tidak punya waktu. Andai g punya duit berlebih saat itu, g pasti akan beri ke dia. Lalu saat dia diterima di IPB lewat PMDK (Penelusuran Minat dan Kemampuan) untuk program D3. Dia terpaksa menolak karena tidak memiliki Uang. G ingin dia kuliah, g ingin dia berhasil, namun saat itu g tidak berdaya!

Saat g telah berikan seluruh penghasilan kepada orang tua, dan menyadari bahwa itu tetap tidak cukup. Saat kita melihat wajah orang-orang yang paling kita cintai, dan dengan terpaksa harus mengatakan bahwa kita sudah tidak ada uang. Saat menatap perasaan sedih karena mereka tidak ingin menempatkan kita di posisi seperti itu. Saat kita benar-benar tidak berdaya.

Di saat-saat itulah g merasakan rasa sakit itu. Untuk itu, g sedang berusaha membangun kekuatan sehingga bila saatnya tiba, g harap g tidak akan "tidak berdaya" lagi.

Powered by Qumana

2 comments found

Leave comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *.